Jika mendengar kata matematika, pasti yang terlintas dalam pikiran
kita adalah pengetahuan yang berhubungan
dengan bilangan/angka dan kalkulasi/perhitungan. Tapi pernahkah kalian ketahui
bahwa dalam matematika juga ada aliran-aliran? Sebagian besar dari kita mungkin
belum mengetahuinya. Untuk itu dalam postingan kali ini akan dibahas beberapa
aliran dalam matematika yaitu formalisme dan kontruktivisme.
Pertama, kita semua setuju bahwa matematika selalu
identik dengan angka, variabel, dan tanda-tanda lainnya. Tahukah kalian bahwa hal itu merupakan bentuk aliran formalisme?
Aliran formalisme menyatakan bahwa matematika
diwakilkan/ dituliskan ke dalam simbol-simbol yang kosong dari arti.
Simbol yang dimaksud disini bisa berupa angka, variabel, tanda operasi hitung,
dan lain-lain. Misalnya:
·
Bilangan
‘lima’ kita tuliskan ke dalam simbol ‘5’ atau ‘V’.
·
Penjumlahan
kita simbolkan ke dalam ‘+’
·
2(x+y)
= z dimana variabel x, y, z merupakan
simbol yang kosong dari arti.
Nah,
apa itu kosong dari arti?
Maksudnya, jika kita menemukan kalimat matematika seperti 2(x+y) =
z, karena simbolnya kosong dari arti maka kita tidak akan dapat memahami maksud
kalimat tersebut. Namun apabila dimasukkan konteks bahwa z menyimbolkan
keliling persegi panjang, x adalah panjang, dan y lebar persegi panjang. Maka
kita akan dapat memahaminya.
Kedua, aliran kontruktivisme menyatakan bahwa matematika adalah
pengetahuan dari hasil konstruksi/ pemikiran kita sendiri. Ternyata
tanpa kita sadari, kita sangat dekat dengan aliran kontruktivisme. Mengapa?
Karena kurikulum 2013 merupakan contoh pembelajaran menggunakan kontruktivisme.
Proses pembalajaran K-13 itu dikenal dengan 5M. Jika dikaitkan dengan
kontruktivisme, maka kita bisa misalkan dalam pembelajaran bangun datar persegi
panjang. Guru tidak langsung memberikan definisi persegi panjang terhadap
siswa, akan tetapi :
- Mengamati, guru dapat memberikan contoh benda-benda persegi panjang yang dapat diamati siswa.
- Menanya, siswa dapat bertanya kepada guru
- Mengumpulkan data, proses ini dapat dilakukan dengan membaca buku, browsing, dan berdiskusi mengenai persegi panjang
- Mengasosiasi, menuliskan ide
- Menyimpulkan, siswa dapat memberikan definisi persegi panjang dari hasil pemikirannya sendiri setelah melalui 4 tahap sebelumnya. Hal ini selaras dengan pengertian kontruktivisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar