Labels

Jumat, 06 Januari 2017

Aliran Formalisme dan Kontruktivime Matematika

                Jika mendengar kata matematika, pasti yang terlintas dalam pikiran kita adalah  pengetahuan yang berhubungan dengan bilangan/angka dan kalkulasi/perhitungan. Tapi pernahkah kalian ketahui bahwa dalam matematika juga ada aliran-aliran? Sebagian besar dari kita mungkin belum mengetahuinya. Untuk itu dalam postingan kali ini akan dibahas beberapa aliran dalam matematika yaitu formalisme dan kontruktivisme.

            Pertama,  kita semua setuju bahwa matematika selalu identik dengan angka, variabel, dan tanda-tanda lainnya. Tahukah kalian bahwa  hal itu merupakan bentuk aliran formalisme? Aliran formalisme menyatakan bahwa matematika diwakilkan/ dituliskan ke dalam simbol-simbol yang kosong dari arti. Simbol yang dimaksud disini bisa berupa angka, variabel, tanda operasi hitung, dan lain-lain. Misalnya:
·         Bilangan ‘lima’ kita tuliskan ke dalam simbol ‘5’ atau ‘V’.
·         Penjumlahan kita simbolkan ke dalam ‘+’
·         2(x+y) = z      dimana variabel x, y, z merupakan simbol yang kosong dari arti.

Nah, apa itu kosong dari arti?

Maksudnya, jika kita menemukan kalimat matematika seperti 2(x+y) = z, karena simbolnya kosong dari arti maka kita tidak akan dapat memahami maksud kalimat tersebut. Namun apabila dimasukkan konteks bahwa z menyimbolkan keliling persegi panjang, x adalah panjang, dan y lebar persegi panjang. Maka kita akan dapat memahaminya.

            Kedua, aliran kontruktivisme menyatakan bahwa matematika adalah pengetahuan dari hasil konstruksi/ pemikiran kita sendiri. Ternyata tanpa kita sadari, kita sangat dekat dengan aliran kontruktivisme. Mengapa? Karena kurikulum 2013 merupakan contoh pembelajaran menggunakan kontruktivisme. Proses pembalajaran K-13 itu dikenal dengan 5M. Jika dikaitkan dengan kontruktivisme, maka kita bisa misalkan dalam pembelajaran bangun datar persegi panjang. Guru tidak langsung memberikan definisi persegi panjang terhadap siswa, akan tetapi :
  • Mengamati, guru dapat memberikan contoh benda-benda persegi panjang yang dapat diamati siswa.
  •   Menanya, siswa dapat bertanya kepada guru
  • Mengumpulkan data, proses ini dapat dilakukan dengan membaca buku, browsing, dan berdiskusi mengenai persegi panjang
  • Mengasosiasi, menuliskan ide
  • Menyimpulkan, siswa dapat memberikan definisi persegi panjang dari hasil pemikirannya sendiri setelah melalui 4 tahap sebelumnya. Hal ini selaras dengan pengertian kontruktivisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar