Tahukah kalian bahwa dalam matematika terdapat pandangan
epistemologis dan etis?
Pandangan epistemologis matematika merupakan teori
pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat/dasar matematika. Hakikat yang dimaksud disini bisa berupa karakteristik matematika,
jenis pengetahuan, serta hubungannya dengan kebenaran. Dalam ideologi filsafat pendidikan matematika, pandangan Epistemologi
memiliki hubungan erat dengan pandangan etis.
Lalu bagaimana kita dapat membedakannya?
Nah, untuk membedakan dua pandangan tersebut
digunakan teori perry, dengan melalui tiga tahap.
Tahap
|
Pandangan
Epistemologi
|
Pandangan
Etis
|
Dualisme
|
Menyiratkan pandangan absolutis terhadap pengetahuan dibagi
menjadi dua yaitu benar dan salah. Tidak ada yang setengah benar ataupun
setengah salah. Misalnya :
Segitiga memiliki tiga sudut ;benar Bilangan ‘satu’ disimbolkan ‘2’ ; salah |
Dualisme menunjukkan bahwa semua tindakan hanya dinilai atas
benar atau salah. Sama seperti
epistemologi, tidak ada yang setengah benar ataupun setengah salah. Misalnya
: 2...5
2 < 5 ;benar
2 >5 ; salah |
Multisiplisitas
|
Dalam tahap
ini, baik epistemologi maupun etis sama-sama mengakui adanya pluralitas
jawaban, sudut pandang/evaluasi dalam satu masalah. Pernahkah
kalian menemui cara menjawab yang berbeda-beda dari tiap individu dalam satu
soal metamatika? Hal itu merupakan contoh multiplisitas dimana tiap
individu menjawab tergantung sudut
pandang atau evaluasi mereka.
|
|
Relativisme
|
Relativisme mengaharuskan penge-tahuan, jawaban, dan pilihan
bergantung pada konteks/semesta pembicara, dan dibenarkan oleh
prinsip-prinsip yang sudah diatur. Misalnya :
x + y = 40 , x€N
Maka kita tidak bisa menjawab x =
0 karena hal itu tidak bergantung/sesuai dengan konteks/semesta pembicara.
Dimana konteks menyebutkan x merupakan anggota bilangan asli.
|
Tindakan
dianggap diinginkan atau tidak berdasarkan kesesuaiannya dengan konteks dan
prinsip-prinsip.
Bagaimana maksdunya?
Misalnya jika dalam suatu soal diketahui volume balok, panjang
dan lebar. Kemudian pertanyaannya adalah luas alas balok. Maka dalam menjawab
kita tidak perlu mencari berapa tinggi balok, karena konteks pertanyaannya
adalah luas alas sehingga tidak memerlukan tinggi.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar