Labels

Sabtu, 07 Januari 2017

Epistemologi dan Etic Filsafat Pendidikan Matematika

Tahukah kalian bahwa dalam matematika terdapat pandangan epistemologis dan etis?
Pandangan epistemologis matematika merupakan teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat/dasar matematika. Hakikat yang dimaksud disini bisa berupa karakteristik matematika, jenis pengetahuan, serta hubungannya dengan kebenaran. Dalam ideologi filsafat pendidikan matematika, pandangan Epistemologi memiliki hubungan erat dengan pandangan etis.
Lalu bagaimana kita dapat membedakannya?
Nah, untuk membedakan dua pandangan tersebut digunakan teori perry, dengan melalui tiga tahap.

Tahap
Pandangan Epistemologi
Pandangan Etis
Dualisme
Menyiratkan pandangan absolutis terhadap pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu benar dan salah. Tidak ada yang setengah benar ataupun setengah salah. Misalnya :
Segitiga memiliki tiga sudut ;benar
Bilangan ‘satu’ disimbolkan ‘2’ ; salah

Dualisme menunjukkan bahwa semua tindakan hanya dinilai atas benar atau salah.  Sama seperti epistemologi, tidak ada yang setengah benar ataupun setengah salah. Misalnya : 2...5
2 < 5  ;benar
2 >5   ; salah
Multisiplisitas
Dalam tahap ini, baik epistemologi maupun etis sama-sama mengakui adanya pluralitas jawaban, sudut pandang/evaluasi dalam satu masalah. Pernahkah kalian menemui cara menjawab yang berbeda-beda dari tiap individu dalam satu soal metamatika? Hal itu merupakan contoh multiplisitas dimana tiap individu  menjawab tergantung sudut pandang atau evaluasi mereka.

Relativisme
Relativisme mengaharuskan penge-tahuan, jawaban, dan pilihan bergantung pada konteks/semesta pembicara, dan dibenarkan oleh prinsip-prinsip yang sudah diatur. Misalnya :

x + y = 40 , x€N

Maka kita tidak bisa menjawab x = 0 karena hal itu tidak bergantung/sesuai dengan konteks/semesta pembicara. Dimana konteks menyebutkan x merupakan anggota bilangan asli.
Tindakan dianggap diinginkan atau tidak berdasarkan kesesuaiannya dengan konteks dan prinsip-prinsip.

Bagaimana maksdunya?

Misalnya jika dalam suatu soal diketahui volume balok, panjang dan lebar. Kemudian pertanyaannya adalah luas alas balok. Maka dalam menjawab kita tidak perlu mencari berapa tinggi balok, karena konteks pertanyaannya adalah luas alas sehingga tidak memerlukan tinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar