Selain aliran formalisme dan kontruktivisme, masih ada beberapa
aliran lain dalam filsafat pendidikan matematika. Tahukah kalian apa saja
aliran-aliran itu? Pernahkah kalian mendengarnya? Mungkin sebagian dari kita
belum mengetahuinya. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dilakukan review
terhadap filosofi matematika sekolah.
Jadi apa saja aliran-aliran tersebut?
Pertama, absolutisme progresif.
Merupakan aliran yang memandang matematika sebagai upaya manusia untuk mencari
kebenaran. Berbeda dengan aliran absolutisme dimana semuanya harus sesuai
dengan doktrin (mutlak), absolutisme progresif jauh lebih toleran. Dalam aliran
ini kita dapat mengembangkan matematika asalkan tidak melanggar aturan-aturan
atau teori sebelumnya.
Kedua, platonisme. Adalah
pandangan yang berasal dari plato. Penganut aliran ini berpendapat bahwa objek
dan struktur matematika memiliki eksistensi nyata. Jadi, dalam menjelaskan
kepada siswa, seorang guru dapat mengaitkannya dengan implikasi dalalm
kehidupan. Misalnya, pada bab aljabar guru dapat mengaitkannya dengan
pembayaran pembelian barang yang memiliki jenis-jenis berbeda.
Beranjak ke aliran berikutnya, konvensionalisme. Aliran ini menyebutkan bahwa pengetahuan matematika didasarkan
pada konvensi/kesepakatan linguistik. Hal ini sejalan dengan karakteristik
matematika yaitu bertumpu pada kesepakatan.
Lalu, apa guna dari kesepakatan tersebut?
Adanya
kesepakatan-kesepakatan tersebut menjadikan matematika mudah dikomunikasikan.
Misalnya, Adanya kesepakatan dimana simbol ‘1’ adalah ‘satu’ dan simbol ‘2’
adalah ‘dua’ memudahkan kita dalam mengkomunikasikan matematika di berbagai
negara, karena semua negara mengacu pada kesepakatan tersebut.
Dan yang terakhir, Empirisme.
Aliran ini menyebutkan bahwa kebenaran matematika adalah generalisasi empirik.
Apa itu generalisasi empirik? Tentunya istilah ini cukup asing bagi kita. Namun
jika kita telusuri dalam KBBI, maka kita dapat menemukan pengertian bahawa
generasi empirik adalah hipotesis berdasarkan pengamatan terhadap kenyataan tertentu
dan spesifik. Perlu kalian ketahui bahwa aliran empirisme ini memiliki 3
tahapan. Tahap enactive, dalam tahapan ini
generalisasi empirik atau pengamatan menggunakan benda nyata. Jadi dalam
menerangkan matematika digunakan atau dihadirkan benda nyata dihadapan siswa.
Misalnya dalam menerangkan penjumlahan pada anak SD, dibawakan apel ke dalam
kelas. Tahap iconic, proses generalisasi atau pengamatan dilakukan
melalui gambar. Karena membawa benda nyata terlalu sulit, maka dalam
menerangkan penjumlahan, digambarkan apel di papan. Tahap symbolic, dalam
tahapan ini proses generalisasi empirik menggunakan bentuk atau simbol-simbol.
1+ 1 =2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar