Labels

Sabtu, 07 Januari 2017

Review Filosofi Matematika Sekolah

Selain aliran formalisme dan kontruktivisme, masih ada beberapa aliran lain dalam filsafat pendidikan matematika. Tahukah kalian apa saja aliran-aliran itu? Pernahkah kalian mendengarnya? Mungkin sebagian dari kita belum mengetahuinya. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dilakukan review terhadap filosofi matematika sekolah.
Jadi apa saja aliran-aliran tersebut?

Pertama, absolutisme progresif. Merupakan aliran yang memandang matematika sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran. Berbeda dengan aliran absolutisme dimana semuanya harus sesuai dengan doktrin (mutlak), absolutisme progresif jauh lebih toleran. Dalam aliran ini kita dapat mengembangkan matematika asalkan tidak melanggar aturan-aturan atau teori sebelumnya.
Kedua, platonisme. Adalah pandangan yang berasal dari plato. Penganut aliran ini berpendapat bahwa objek dan struktur matematika memiliki eksistensi nyata. Jadi, dalam menjelaskan kepada siswa, seorang guru dapat mengaitkannya dengan implikasi dalalm kehidupan. Misalnya, pada bab aljabar guru dapat mengaitkannya dengan pembayaran pembelian barang yang memiliki jenis-jenis berbeda.
Beranjak ke aliran berikutnya, konvensionalisme. Aliran ini menyebutkan bahwa pengetahuan matematika didasarkan pada konvensi/kesepakatan linguistik. Hal ini sejalan dengan karakteristik matematika yaitu bertumpu pada kesepakatan.
Lalu, apa guna dari kesepakatan tersebut?
Adanya kesepakatan-kesepakatan tersebut menjadikan matematika mudah dikomunikasikan. Misalnya, Adanya kesepakatan dimana simbol ‘1’ adalah ‘satu’ dan simbol ‘2’ adalah ‘dua’ memudahkan kita dalam mengkomunikasikan matematika di berbagai negara, karena semua negara mengacu pada kesepakatan tersebut.

Dan yang terakhir, Empirisme. Aliran ini menyebutkan bahwa kebenaran matematika adalah generalisasi empirik. Apa itu generalisasi empirik? Tentunya istilah ini cukup asing bagi kita. Namun jika kita telusuri dalam KBBI, maka kita dapat menemukan pengertian bahawa generasi empirik adalah hipotesis berdasarkan pengamatan terhadap kenyataan tertentu dan spesifik. Perlu kalian ketahui bahwa aliran empirisme ini memiliki 3 tahapan. Tahap enactive, dalam tahapan ini generalisasi empirik atau pengamatan menggunakan benda nyata. Jadi dalam menerangkan matematika digunakan atau dihadirkan benda nyata dihadapan siswa. Misalnya dalam menerangkan penjumlahan pada anak SD, dibawakan apel ke dalam kelas. Tahap iconic, proses generalisasi atau pengamatan dilakukan melalui gambar. Karena membawa benda nyata terlalu sulit, maka dalam menerangkan penjumlahan, digambarkan apel di papan. Tahap symbolic, dalam tahapan ini proses generalisasi empirik menggunakan bentuk atau simbol-simbol. 1+ 1 =2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar